Yayasan FKAAI

Jihadis Daring

Facebook
Twitter
LinkedIn

Jihadis Daring

27 Oktober 2022

Penulis: Gus Soffa Ihsan


Jakarta. Kelompok ekstrimis di Indonesia punya sejarah panjang jihadisme online. Mereka tampaknya tak pernah kekurangan akses ke internet. Pertumbuhan internet di Indonesia secara garis besar berjalan beriringan dengan evolusi gerakan jihad di Indonesia. Kelompok-kelompok jihadis bergantung pada berbagai milis untuk memperkuat identitas kelompok dan menyebarluaskan materi.


Jihad Tehno


Di masa lalu, kelompok-kelompok ekstrimis sudah terlibat dalam upaya penggalangan dana online, hacking dan penipuan kartu kredit. Mereka mencoba melakukan sabotase terhadap situs-situs pemerintah. Mereka juga mengamaliyahkan pelatihan virtual seperti perakitan bom. Contoh belajar bom dari internet yaitu pemboman di masjid Polres Cirebon 2011, yang nyaris berhasil.


Jamaah Islamiyah mulai melakukan serangkaian serangan di Indonesia pada tahun 1999-2000 sebagai respon terhadap meledaknya konfik di Ambon dan Poso, persis pada saat berbagai pihak dalam konflik-konflik tersebut mulai memanfaatkan internet untuk kebutuhan berita, propaganda dan komunikasi. Mulai 1999 sampai 2003, gerakan jihadis didominasi oleh JI, yang mencapai puncaknya pada peristiwa bom Bali 2002. Anggota JI, Imam Samudra mengelu-elukan pemanfaatan internet baik sebelum maupun setelah dirinya ditangkap, sebagai sebuah mekanisme untuk menjangkau khalayak, berkomunikasi, menggalang dana dan melancarkan cyber-jihad.


Periode 2004-2009 didominasi oleh bom-bom bergaya al-Qaeda oleh Noordin Top yang meniru gaya dan tujuan Abu Musab al-Zarqawi, pendiri Negara Islam di Irak, organisasi yang melahirkan ISIS. Secara terpisah, JI membangun basisnya di Poso, Sulawesi Tengah, yang lalu dibubarkan oleh polisi.


Berbagai penangkapan dan perbedaan ideologi memicu perpecahan di dalam komunitas jihad. Ini bisa dilihat dengan munculnya Jamaah Ansharul Tauhid (JAT) pada 2008. Pada periode ini, milis-milis digantikan oleh obrolan melalui layanan relai internet (MIRC), lalu berkembang menjadi berbagai forum obrolan dan layanan pesan. Blog jihadis yang terkait dengan berbagai situs dan media cetak pun berkembang dengan cepat. Segelintir ekstrimis Indonesia mencoba bergabung dengan jihad global dengan cara membangun komunikasi melalui Global Islamic Media Front (GIMF) milik al-Qaeda. Keterampilan komputer sudah banyak dimanfaatkan untuk layanan indoktrinasi dan juga rekrutmen.

Periode 2010-2013 diawali dengan pembubaran kamp pelatihan teroris di Jantho Aceh. Hal ini mempertajam perpecahan di kalangan jihadis dan memicu kebangkitan sel-sel otonom, dimana anggota-anggotanya kebanyakan tidak terlatih dengan baik dan tidak kompeten. Satu kasus hacking spektakuler untuk menggalang dana justru menggarisbawahi betapa langkanya hal-hal semacam ini bisa terjadi. Jelas bahwa adanya segelintir spesialis komputer yang relatif terlatih tidak bisa mengatasi absennya kepimpinan kuat, keterampilan perang, atau strategi dalam berorganisasi IPAC; 2015).


Kegagalan di Aceh juga mengarah pada kebangkitan sebuah kelompok kecil bersenjata di Poso, yang lahir dari sisa-sisa struktur JI. Penggunaan media sosial meroket pada periode ini, terutama Facebook dan Twitter, seiring dengan pemanfaatan telpon genggam pintar, sehingga pemanfaatan warnet menjadi tidak sepenting dahulu. Meledaknya konflik di Suriah, memunculkan kehausan baru untuk berita-berita internasional yang dicoba dipenuhi oleh situs-situs jihad.


Perkembangan teknologi komunikasi dan peningkatan penetrasi penggunaan internet dan media sosial di Indonesia memudahkan bagi kelompok ekstrimisme untuk berkomunikasi. Ada ratusan ribu percakapan privat antar pengguna akun Facebook dan Twitter disamping percakapan lintas regional dan internasional melalui WhatsApp maupun layanan-layanan serupa.


Ngaji Online dan Relay Chatting


Kelompok jihadis yang ingin mengeksplorasi potensi internet secara lebih sistematis, mereka membutuhkan sejumlah spesialis komputer. Imam Samudra telah merekrut beberapa sebelum bom Bali, dan mereka terus bekerja untuknya setelah peristiwa tersebut, dengan memanfaatkan lemahnya keamanan di penjara Kerobokan, Bali. Diantaranya mereka mengembangkan pengajian online. Kelompok pengajian seperti ini adalah kendaraan standar buat perekrutmen anggota kelompok ekstrimis. Pun pengajian online dapat menghilangkan keterbatasan geografis dan memperluas jangkauan.


Para pengikut Imam Samudra lalu membangun pengajian lewat MIRC, sebuah protokol obrolan internet yang mendorong terjadinya obrolan ringan. Obrolan semacam ini memungkinkan pihak yang mengobrol saling mengenal pihak-pihak lain. MIRC yang paling populer di kalangan kelompok ekstrimis adalah #cafeislam dan @ahlussunnah. Saat itu, Nurul Azmi, satu dari sedikit perempuan yang ditangkap dalam kasus terorisme.

Imam Samudra sendiri bergabung dalam diskusi #cafeislam, berkat laptop yang diselundupkan ke penjara oleh seorang penjaga yang bersimpati. Ia menggunakan nama irhaby. Melalui diskusi-diskusi seperti ini beberapa individu dari luar JI yang telah aktif secara terpisah dalam diskusi-diskusi online tentang jihad ikut masuk ke dalam jaringan perkawanan dengan Imam Samudra. Salah satu dari mereka adalah Tuan Febriwansyah alias Muhammad Fachry, mantan aktivis Hizbut Tahrir yang bergabung dengah organisasi ekstrimis yang berbasis di Inggris, yaitu al-Muhajirun pada 2005 setelah mendengarkan ceramah online dari Omar Bakri Muhammad, pendiri kelompok tersebut.


Salah seorang yang bergabung dengan pengajian MIRC adalah Agung Prabowo, mahasiswa asal Semarang, yang terkenal berhasil meretas berbagai internet banking untuk mendanai studinya dan membuka warnet. Agung merancang situs yang kemudian dikenal dengan nama Anshar al-Muslimin.


Sepanjang 2013 dan 2014, www.al-mustaqbal.net merupakan situs pro-ISIS terkemuka di Indonesia. Situs ini lahir sebagai buntut perpecahan antara Jibril dan M. Fachry, yang saat itu juga menjabat sebagai Amir al-Mujahirun di Indonesia. Faktor utama dari perpecahan tersebut adalah alasan ideologis, tentang apakah aparat keamanan seperti TNI dan polisi dapat dianggap sebagai kafir, akibat afiliasi institusi mereka, atau apakah tiap kasus individu harus dipertimbangkan secara terpisah. Fachry, yang mendukung interpretasi pertama, memutuskan untuk meninggalkan Arrahmah pada 2012. Konten al-Mustaqbal kebanyakan berupa daur ulang dari situs-situs jihad lainnya yang punya ideologi serupa, atau kompilasi dari berbagai berita dengan beberapa tambahan kalimat di sana sini. Ia sering mengambil materi dari situs milik Aman Abdurrahman, www.millahibrahim.wordpress.com (IPAC;2015).


Kelompok ekstrimis Indonesia memang tidak banyak mencoba hacking apalagi berhasil. Satu pengecualian adalah Cahya Fitriyanta. Cahya merupakan mahasiswa IT dari Institut Teknologi Surabaya pada saat ia pertama kali bertemu dengan Imam Samudra melalui chatting MIRC. Pada 2011, ia bekerja dengan kelompok di Medan yang ingin menggalang dana untuk Santoso di Poso. Cahya berhasil meretas dan mentransfer sejumlah uang ke sebuah rekening yang ia buka di cabang Bank Central Asia setempat. Besarnya penipuan tersebut mampu membantu Santoso di Poso.


Cahya adalah satu dari napi teroris di Indonesia yang teradikalisasi melalui internet. Ia tertarik pada situs-situs seperti unjustmedia.com, inshallahshaheed.wordpress.com, qoqaz.com dan ekhlaas.net.

Dalam periode sebelum ISIS ini terdapat satu kasus hacking yang berhasil, terdapat juga satu kasus dimana satu kelompok berhasil bergabung melalui pertemanan di Facebook. Apabila ada kelompok yang menggunakan Facebook untuk melakukan rekrutmen, dapat berarti bahwa orang-orang yang tertarik sebenarnya tidak punya kontak yang baik dengan komunitas ekstrimis dan karena itu, tidak memiliki pengalaman praktis maupun komitmen ideologis yang kuat (IPAC; 2015). Kelompok yang menjadi sorotan ini dipimpin oleh Abu Hanifah, yang ditangkap pada 2013 akibat sebuah plot untuk membom kedutaan besar Amerika Serikat. Rencana tersebut berhasil digagalkan jauh sebelum matang.

Miko Yosiko, adalah potret calon pelaku jihad yang ikut berpartisipasi baik dalam Forum atTawbah dan Forum al-Busyro. Ia telah bergabung dengan faksi DI/NII pada umur 20 tahun. Ia kecewa lalu mencari peluang lain untuk jihad. Akhirnya, ia menghabiskan semakin banyak waktu di Facebook, bertemu dengan orang-orang sepemikiran melalui nama-nama Facebook seperti Kalasnikov al-Jawi dan Jannaholic Hellphobia. Beberapa dari orang-orang tersebut berujung gabung sebagai calon pelaku pemboman.


Tak ayal, penggunaan media sosial telah meningkatkan kemungkinan untuk menemukan kontak-kontak idiologis. Salah satu contoh adalah seorang polisi, Syahputra alias Abu Azzayn, dari Jambi yang berangkat ke Suriah pada Maret 2014.

Para pendukung ISIS dulunya bergabung dalam Fan Page di Facebook untuk mendukung ISIS, melalui laman-laman seperti Khabar Dunia Islam, Khilafah Dawla Islamyah, Para Pendukung Khilafah, We Are All Islamic State dan lainnya. Karena laman-laman tersebut secara terbuka mengadvokasikan kekerasan, kebanyakan ditutup oleh Facebook. Banyak laman tersebut dikelola oleh para administrator dari Kabar Dunia Islam (KDI), sayap media pendukung ISIS di Indonesia. Kebanyakan dari mereka adalah pengikut Aman Abdurrahman. Mereka juga mengelola situs kdiofficial.blogspot.com. Laman-laman Facebook mengambil berita dari situs KDI dan menambahkan materi dari Waislam, Shoutssalam.com (situs cermin ISIS) dan alMustaqbal. Para administrator tersebut ada baik di Suriah maupun di Indonesia. Salah satunya adalah Siti Khadijah alias Ummu Sabrina yang pada 2014 berangkat bersama suaminya, Abu Qaqa.


Pada 2015, kelompok warga Indonesia yang telah ber baiat kepada ISIS memutuskan untuk membentuk organisasi payung yang dinamakan Ansharud Daulah Islamiyah. Diantaranya, mereka berniat untuk membangun wilayat Asia Tenggara. Untuk alasan keamanan, mereka membentuk kelompok chatting menggunakan WhatsApp bernama Junud Daulah Islamiyah dengan sekitar 100 anggota, yang dimoderasi oleh Slamet Pilih Utomo, seorang napi teroris yang menjalani hukuman penjara enam tahun di Lapas Cirebon. Ia mantan anggota JI dari Solo, yang beralih ke kelompok lebih militan dan ditangkap pada 2013 karena mengajarkan perakitan bom kepada para anggotanya.


Telegram telah menjadi salah satu layanan favorit karena terenkripsi dan memungkinkan untuk memiliki anggota dua kali lipat dibandingkan dengan WhatsApp. Misalnya forum diskusi Wa Aiddu, menjadi forum buat menyiapkan orang-orang yang berniat untuk bergabung dengan pasukan ISIS. Sedikitnya 10 forum diskusi para pendukung ISIS di Indonesia di Telegram yang teridentifikasi. Namun, mungkin masih banyak lagi yang belum teridentifikasi yang digunakan untuk berbagai tujuan seperti berbagi berita, kelompok pengajian, chatting pribadi, tips hijrah, dan kesempatan bisnis di dunia maya.


Muncul sosok Ibadurrahman alias Ibad yang mendapat instruksi dari Bahru Naim lewat Facebook. Ia juga menginstruksi melalui Telegram tentang bagaimana mencampur bahan-bahan peledak, itu ia lakukan karena keahlian Ibad dalam pembuatan bom. Idenya adalah begitu bom-bom tersebut dibuat, tim siap melangsungkan tiga serangan, yaitu satu ke gereja, sebagai upaya balas dendam terhadap pembakaran masjid di Tolikara, Papua pada Juli 2015; satu ke vihara Tionghoa, sebagai upaya balas dendam terhadap serangan kaum Buddhis terhadap kaum Muslim di Myanmar; dan satu ke polisi, sebagai upaya balas dendam terhadap penangkapan para pendukung ISIS. Semuanya direncanakan akan dilakukan pada hari kemerdekaan Indonesia. Polisi berhasil mengendus plot tersebut, Ibad dan dua orang lainnya lalu diringkus.


Demikianlah, aspek paling penting dari pemanfaatan media dan internet oleh kelompok ekstrimisme adalah seputar metode distribusi awal dan peranan para pendukung yang bisa tanpa afiliasi untuk menyebarluaskan konten secara lebih luas. Keterlibatan para individu pengguna media sosial sebagai pelaku propaganda berarti bahwa senyampang menurunnya situs-situs dan laman-laman penggemar, ketersediaan propaganda ekstrimisme di Indonesia dapat ditengara mengalami peningkatan. Penggunaan teknologi tingkat tinggi tetap menjadi andalan untuk penguatan ekstrimisme.


Penulis adalah Direktur Lembaga Daulat Bangsa (LDB) dan Marbot Rumah Daulat Buku (Rudalku)

(Sumber)

Berita Terbaru

Kajian Bulanan Yayasan FKAAI “Meningkatkan Keimanan Dengan Persaudaraan”.

Jakarta, FKAAI – Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya tanpa berusaha untuk memahami Islam dan mengamalkannya, beberapa hadits Rasulullah shollalloohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224) dan “Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Berdasar tuntunan diatas Yayasan FKAAI pada hari Ahad (24/11/2024) kembali mengadakan kajian bulanan, yang merupakan program rutin Yayasan FKAAI setiap bulannya, dan pada kesempatan kali ini kegiatan dilaksanakan di Kantor Yayasan FKAAI di Gg. H. Sofiah No.21A, RT.5/RW.6, Jati Padang, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tema yang diangkat dalam kajian bulanan November ini adalah “Meningkatkan Keimanan Dengan Persaudaraan”. Kajian yang diikuti oleh anggota Yayasan FKAAI beserta keluarganya (sekitar 50an peserta) ini diisi oleh Ustadz Zahroni (Mbah Zarkasih) dan Ustadz Nasir Abas (Pembina Yayasan FKAAI). Mbah Zarkasih dalam penyampaiannya sangat menekankan pada pentingnya bersandar pada para Ulama/orang yang berilmu dalam masalah-masalah agama,“FAS’ALU AHLADZDZIKRI INKUNTUM LAA TA’LAMUN.” Artinya “Maka bertanyalah kepada ahlu-dzdzikr jika kamu tidak mengetahui”. Pesan Mbah Zarkasih Sementara itu, Pembina Yayasan FKAAI Nasir Abas dalam penyampaiannya, pentingnya mengikuti apa yang menjadi tujuan diutusnya Nabi Muhammad shollalloohu ‘alaihi wa sallam,“Innamaa bu’itstu laa tammima makaaramal akhlaq.” Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia.” ujar Ustadz Nasir Abas. Acara kajian bulanan ini diharapkan menjadi salah satu penguat hubungan persaudaraan antar anggota Yayasan FKAAI, juga sarana silaturahmi dengan tokoh agama, apparat pemerintah serta Lembaga lainnya, yang juga diundang dalam setiap acara kajian bulanan seperti ini. Selanjutnya kajian dilanjutkan dengan tanya jawab, doa penutup dari Ustadz Mbah Zarkasih dan foto Bersama para peserta kajian.

Read More »
peluncuran buku tony soemarno

The Power of Forgiveness :

Antara Penyintas Bom dan Mantan Pelaku Terorisme 5 Agustus 2023 merupakan Hari Peringatan 20 Tahun Tragedi Bom JW Marriott. Peristiwa ledakan bom di hotel JW Marriott di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta pada 5 Agustus 2003 tersebut menyisakan duka mendalam bagi korban, dan juga merupakan cacatan hitam bagi kemanusiaan. Ledakan yang terjadi di hotel JW Marriott berasal dari bom mobil bunuh diri dengan menggunakan mobil. Sejumlah saksi mata yang ditemui di sekitar lokasi kejadian saat itu, dan juga yang berada di rumah sakit mengisahkan bahwa ledakan sangatlah kuat. Bom tersebut menghancurkan seluruh restoran hotel, lobby, bahkan lantai dasar bangunan hotel. Hingga kini, ledakan bom di JW Marriott tercatat menewaskan 14 orang dan mencederai 150 orang, yang sebagian menderita luka ringan, dan sebagian lainnya menderita luka serius yang permanen. Pada 5 Agustus 2023, Yayasan FKAAI bekerjasama dengan Yayasan Keluarga Penyintas (YKP), menyelenggarakan sebuah acara yang berjudul “Memperingati 20 Tahun Tragedi Bom JW Marriott dan Bedah Buku ‘The Power of Forgiveness : Memoar Korban Bom JW Marriott’”. Dengan didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan POLRI (Densus 88 Anti Teror). Acara diselenggrakan di SHAN Café & Gallery, Atrium Lippo Mall Plaza Semanggi, Jakarta. Yayasan FKAAI dan YKP mengundang 30 orang korban bom beserta keluarga, 40 orang mantan napiter, mantan kombatan, dan mantan jaringan beserta keluarga, juga mengundang perwakilan dari kalangan mahasiswa, media, dan para pemangku kepentingan dari pemerintahan. Acara juga disiarkan secara langsung melalui kanal media sosial Yayasan FKAAI. Dalam kesempatan ini, turut digelar acara Rekonsiliasi antara para penyintas dan para mantan napiter. Saat para mantan napiter berhadapan di atas panggung acara bersama para penyintas, Umar Patek mewakili mantan napiter menyampaikan permintaan maaf kepada para korban atas segala perbuatan yang sangat merugikan bagi korban yang hadir di acara ini, maupun yang tidak dapat hadir. Mantan napiter Hisyam alias Umar Patek meminta maaf kepada para korban bom Hotel JW Marriot. “Assalamualaikum, saya Hisyam yang biasa dipanggil Umar Patek dan teman-teman para mantan napiter kami memohon maaf, atas semua dosa-dosa yang pernah kami lakukan terhadap bapak ibu semua dan saudara-saudara kita yang tidak bisa hadir di tempat ini,” kata Umar Patek. Beliau berharap permohonan maaf itu bisa menjadi peringan dari yaumul hisab. Umar Patek menyadari segala perbuatan di dunia, termasuk aksi teror bom Hotel JW Marriot pada 2003 silam akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah Ta’Ala di akhirat kelak. “Sekalipun saya pernah mencegah, tapi tidak berhasil. Saya tetap dihantui kesalahan terus menerus. Demikian pula dengan teman-teman yang lain, semoga mau memaafkan kami,” Ujar Umar Patek dengan suara parau dan berlinang air mata. Setelah menyampaikan permohonan maaf, Umar Patek dan rekan-rekan mantan napiter lainnya langsung menyalami para korban yang juga hadir dalam acara peringatan 20 tahun tragedi Bom Marriot. Para korban juga langsung menyambut permintaan maaf tersebut. Salah satu perwakilan korban menyampaikan dia ikhlas dan bersedia memaafkan mantan Napiter yang melakukan pengeboman. Menurut salah satu korban yang tidak disebutkan identitasnya itu, walau berat tapi ia percaya Allah Maha Pemaaf. “Kita cuma manusia biasa semoga bapak semuanya tidak mengulangi lagi, bertaubat, benar-benar berada di jalan Allah yang tidak sesat, semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Semoga tidak ada lagi pengeboman atau apapun di Indonesia khususnya, kami maafkan pak,” kata salah satu korban itu di sela-sela tangisnya. Suasana acara menjadi sangat emosional dan menyentuh relung hati tiap orang yang hadir menyaksikan momen langka tersebut. Lelehan air mata mengalir dari para korban, mantan pelaku, pun tamu undangan lainnya. Namun itu bukanlah air mata akibat meratapi nasib yang lalu, melainkan karena merasakan haru akan rasa kedamaian yang mulai tumbuh dari permintaan maaf yang disambut dengan penerimaan yang lapang dada. Sungguh sebuah tindakan luar biasa dari para korban, dengan keluasan hati dan kekuatan batin untuk menerima permintaan maaf dan mau memaafkan orang yang pernah menyakitinya. Semoga hal ini menjadi awal baik untuk kesatuan dan persatuan bangsa Acara ditutup dengan bedah buku The Power of Forgiveness karya Tony Soemarno salah satu penyintas bom JW Marriot 2003. Acara Bedah Buku ini menghadirkan Tany Soemarno selaku penulis buku, Umar Patek sebagai narasumber yang merupakan mantan napiter, dan Mohd Adhe Bhakti, seorang peneliti Terorisme dan Direktur Eksekutif PAKAR, dan Dr. Zora A. Sukabdi seorang Peneliti dan Dosen UI sebagai Moderator. Secara garis besar, buku ini menceritakan sebuah perjalanan hidup yang tidak biasa, sejak beliau menjadi korban bom JW Marriott 2003 hingga menjadi aktivis deradikalisasi yang aktif mengunjungi dan berdiskusi dengan para narapidana kasus teror di dalam penjara. Perjalanannya mengunjungi napiter dari berbagai lapas, sebagai upaya untuk memaafkan dan membantu mereka menemukan jalan terang dalam hidupnya. Kisah beliau sangat inspiratif untuk dibagikan dalam mencegah terulangnya perbuatan aksi terorisme. Tanggapan menarik yang diberikan oleh Mohd Adhe Bhakti adalah bahwa Ia percaya akan kekuatan dari memaafkan yang dituliskan oleh Tony Soemarno dalam bukunya, sebagaimana Adhe Bhakti juga percaya akan kekuatan dari perubahan. Bahwa setiap orang bisa berubah, seperti contoh nyata yaitu seorang yang sekarang telah menjadi kawan di sampingnya, Umar Patek. Yayasan FKAAI berharap dengan menyelenggarakan acara Peringatan 20 Tahun Tragedi Bom JW Marriott dan Bedah Buku “The Power of Forgiveness : Memoar Korban Bom JW Marriott” karya Tony Soemarno ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya terorisme agar kedepannya tidak terulang lagi tragedi-tragedi serupa di tanah air Indonesia.[]

Read More »

20 Tahun Tragedi JW Marriott : Bukan soal Meratapi Tragedi, Namun Menjadi Pembelajaran Agar Tidak Terjadi Lagi Aksi Teror di Tanah Air Kita

Yayasan FKAAI kembali mengadakan acara peringatan tragedi bom JW Marriott pada hari Sabtu, 5 Agustus 2023 lalu di Shan Café & Gallery, Atrium Lippo Mall Plaza Semanggi, Jakarta. Kegiatan ini berjudul “Memperingati 20 Tahun Tragedi Bom JW Marriott dan Bedah Buku ‘The Power of Forgiveness : Memoar Korban Bom JW Marriott” […]

Read More »

Pesona Wanita Khawarij

Pesona Wanita Khawarij  Ustad Sofyan Tsauri Salah satu penyerangan Polsek Astana Anyar Bandung, ternyata menyimpan cerita yang haru, tsk Agus Suyatno di khulu’ oleh istrinya, lalu menikah dengan dengan kawannya sendiri sesama kasus terorisme, singkat cerita Agus dan kawannya ini bebas bersama, terlihat mantan istri dan anaknya menjemput di seberang pulau Nusakambangan. Anaknya Agus Suyatno, bingung melihat Abinya, antara menjemput ayahnya yang baru atau Abinya yang asli, ternyata dia menjemput ayahnya yang baru, sepanjang perjalanan dari Nusakambangan ke Bandung terlihat Agus Suyatno menangis sedih, melihat istrinya dan anaknya bukan menjemput dirinya. Alasan di khulu’ karena Agus Suyatno di anggap murtad, karena dekat dengan kawan-kawannya yang NKRI, istrinya tidak sudi mempunyai suami yang murtad, waallahu alam, hal ini mengingatkan saya tentang kisah wanita khawarij di bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir di dalam bidayah wan Nihayah juz 7 halaman 314, menyebutkan kisah Ibnu Muljam. فأما ابن ملجم فسار إلى الكوفة فدخلها وكتم أمره حتى عن أصحابه من الخوارج الذين هم بها، فبينما هو جالس في قوم من بني تيم الرباب يتذاكرون قتلاهم يوم النهروان إذ أقبلت امرأة منهم يقال لها قطام بنت الشجنة، قد قتل علي يوم النهروان أباها وأخاها وكانت فائقة الجمال مشهورة به، وكانت قد انقطعت في المسجد الجامع تتعبد فيه، فلما رآها ابن ملجم سلبت عقله ونسي حاجته التي جاء لها، وخطبها إلى نفسها فاشترطت عليه ثلاثة آلاف درهم وخادماً وقينة. وأن يقتل لها علي بن أبي طالب, قال : فهو لك ووالله ما جاء بي إلى هذه البلدة إلا قتل علي، فتزوجها ودخل بها ثم شرعت تحرضه على ذلك… (garis kuning) “Adapun Ibnu Muljam ia pergi menuju Kufah dan merahasiakan urusannya terhadap teman-temannya bahkan sesama Khawarij yang bersamanya. Ketika ia duduk-duduk bersama beberapa orang dari bani Rabab mereka saling meng- ingat korban-korban mereka pada waktu perang di Nahrawan, tiba-tiba lewatlah seorang perempuan yang bernama Qutham bin Syajnah, yang bapak dan saudaranya terbunuh dalam perang Nahrawan ketika melawan Ali radhiyallahu anhu. Kecantikan Qutham sudah sangat terkenal, dan saat itu ia berjalan menuju masjid jami’ untuk beribadah. Ketika Ibnu Muljam melihatnya, ia menjadi tergila-gila dengan kecantikan Qutham hingga ia lupa dengan keperluannya, lalu ia melamar Qutham untuk dinikahinya. Perempuan itu memberi syarat agar ia diberi 300 ribu dirham, seorang pembantu dan seorang budak perempuan, serta agar ia membunuh Ali radhiyallahu anhu untuk membalaskan dendamnya. Ibnu Muljam berkata, ‘la (Ali) milikmu, demi Allah aku tidak datang ke negeri ini kecuali karena ingin membunuh Ali.’ Maka ia menikahinya dan masuk ke dalamnya dan segera wanita itu menyemangatinya untuk itu (membunuh Ali)… Di dalam hadist Bukhari dan Muslim, kita akan dapatkan seorang Rowi yang bernama Imron bin Hattan, seorang Tabi’in yang tergoda pesona kecantikan Hamnah, dan saya dapatkan kan lagi bidayah wan Nihayah di juz 8 عمران بن حطان الخارجي كان أولا من أهل السنة والجماعة؛ فتزوج امرأة من الخوارج حسنة جميلة جدًّا فأحبها، وكان هو دميم الشكل، فأراد أن يردها إلى السنة فأبت؛ فارتد معها إلى مذهبها. “Pada awalnya, Amran bin khattan al Khariji, adalah penganut Ahlussunnah wal Jamaah, lalu ia menikah dengan seorang wanita Khawarij yang sangat cantik, dan ia sangat mencintainya (adapun Imron bin Hattan seorang yang buruk rupa). la ingin kembali menganut Ahlussunnah, namun wanita itu enggan sehingga ia keluar dari ajaran Islam bersama wanita itu dan masuk ke dalam madzhabnya.” Kisah di atas sangatlah banyak, mereka banyak yang ingin tobat, kembali ke NKRI, tetapi meminta agar saya merahasiakan tobatnya, karena takut anak dan istrinya meninggalkan dirinya, saya pun menuliskan masalah ini dengan judul buku Wanita di pusaran Khawarij, ya memang mereka memang sangat militan, sebagaimana Qutham binti Syajnah dan Hamnah, waallahu alam Sofyan Tsauri

Read More »

Kitab Al-Ibanah An Ushulid Diyanah

Kitab Al-Ibanah An Ushulid Diyanah  Ustad Sofyan Tsauri Saya punya dua kitab yang berjudul Al-Ibanah An Ushulid Diyanah karya Al-Imam Abu Hasan Al-Asy’ari, kitab pertama saya beli di tahun 2008 di pasar Senin Jakarta, terbitan DKI (Darul Kutub Ilmiah) Beirut Lebanon cetakan kedua tahun 1426-2005 M. Kitab kedua yaitu percetakan Darul bayan, cetakan ke 4 tahun 1442-2021 M, saya beli dengan Gus Nasrul belum lama ini, dengan tahqiq Syaikh Hamad bin Muhammad Al-Anshari Al- Khazraji al-Saadi, seorang ulama yang berasal dari Mali, pesisir Afrika yang lahir pada tahun 1924, hijrah ke Mekkah karena penjajahan Perancis saat itu. Beliau bertemu Syaikh Abdul-Latif bin Ibrahim bin Abdul-Latif Alu Syeikh dan Muhammad bin Ibrahim Alu al-Syeikh yang merupakan cicit keturunan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, lalu Syaikh Hammad di rekomendasikan belajar di Najd (Riyadh sekarang) setelah itu beliau menjadi pengajar di fakultas syari’ah universitas Madinah. Beliau menulis dalam Mukadimah cetakan Darul bayan Damaskus, di halaman 21 beliau mengatakan وأن الله مستو على عرشه كما قال : ( الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْش استوى)وأن له وجهاً كما قال : ﴿ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِوَالْإِكْرَامِ ). وأن له يدين بلا كيف كما قال : لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ) وكما قال : ﴿ بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ )وأن له عينين بلا كيف كما قال : ﴿ تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا )وأن من زعم أن أسماء الله غيره كان ضالاً . Fix mereka meyakini Allah bertempat, mempunyai wajah, memiliki dua tangan, memiliki dua mata dengan Bila Kaif, waallahu alam Lalu di dalam Bab ke 7 di halaman 92, cetakan Darul bayan Damaskus ini juga menambahi kata2 استواء : يليق به من غير طول الاستقرار، Kalimat (stabilo orange) cetakan Maktabah Dar al-Bayan hal.92 استواءً يليق به من غير طول الاستقرار Akan tetapi tidak terdapat pada cetakan Dar al-Kutub Al-Imiyyah hal.46. Sehingga kalangan awam memahaminya dengan artian bahasa yaitu bersemayam, duduk, menetap, dengan kata lain yaitu menempati ‘Arasy, jelas ini sifat makhluq bukan Kholiq Ini beberapa sekelumit dan yang musykil, sepertinya kita harus berhati-hati membeli kitab, saya khawatir adanya madsus (susupan) aqidah mujasimah lalu tahrif atau mungkin ada yang Saqoth (hilang ibarot) di beberapa kitab lainnya yang serupa, waallahu alam. Sofyan Tsauri

Read More »

Aqidah Salaf Abu Manshur Al -Maturidi (w. 333 H)

Aqidah Salaf Abu Manshur Al -Maturidi (w. 333 H)  Ustad Sofyan Tsauri Umur Abu Mansur Al-Maturidi(w. 333 H) lebih tua dari al-Imam Abu Hasan Al-‘Asyari, guru-guru beliau di antaranya Abu Sulaiman Al-Juzjani lalu Abu Sulaiman belajar dengan 2 murid terbaik Imam Abu Hanifah yaitu Al-Qadhi Abu Yusuf (w.182 H)dan Muhammad bin Hasan Al-Syaibani (w. 189 H) Imam Abu Hanifah sendiri mempunyai kitab Aqidah yang berjudul Fiqh Akbar yang kemudian di Syarahi oleh Abu Mansur Al-Maturidi, artinya Aqidah Al-Maturidi sangat di pengaruhi oleh Aqidahnya Imam Abu Hanifah, demikian sanad Abu Mansur Al-Maturidi yang bersambung ke Imam Abu Hanifah, sementara Abu Hanifah merupakan produk dari madrasah Ahlu ro’yi dari ulamanya sahabat nabi yaitu Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhuma. Di sinyalir kitab Fiqhul Akbar adalah kitab tertua yang berbicara tentang Aqidah, argumentasi nalarnya tidak melampaui sebagaimana Mu’tazilah, demikian Abu Zahrah mengatakan. إن منهاج الماتريدية للعقل سلطان كبير فيه من غير أي شطط أو إسراف والأشاعرة يتقيدون بالنقل ويؤيدونه بالعقل. Sesungguhnya manhaj Al-Maturidi telah menggunakan argumentasi nalar (dalil aqli) dengan porsi yang cukup besar namun tanpa melampaui botas atau berlebihan. Sedangkan manhaj Al-Asy’ari berpegang teguh dengan dalil nagli dan mengukuhkannya dengan argumentasi nalar akal (dalil agli) (Tarikh Al-Madzahib Al-Islamiyah, Kairo Dar Al-Fikr, 2008 jilid 1 hal 212) Lalu dari Al-Maturidi inilah banyak melahirkan beberapa kitab, artinya madzhab Aqidah Al-Maturidi terverifikasi oleh ulama-ulama berikutnya seperti Kitab al-Musayarah Fii al-Aqa’id al-Munjiyah Fil al-Akhirah adalah sebuah kitab akidah karya Al-Imam al-Kamal Ibnu al-Humam al-Maturidi rahimahullahu ta’aala (w. 861 H). 18. Kitab Muljimatu al-Mujassimah, Kitab Muljimatu al-Mujassimah adalah sebuah kitab akidah karya Al- Imam Alauddin al-Bukhari al-Maturidi rahimahullahu ta’aala (w. 841 H). Diantara para ulama dari kalangan madzhab Maturidiyah yang mensyarah kitab al-Aqidah at-Thahawiyah adalah Al-Imam Akmaluddin al-Babarti, Al-Imam Syuja’uddin at-Turkistani dan Al-Imam Sirajuddin al-Ghaznawi. Kitab ini merupakan syarah atau penjelasan kitabnya Al-Imam Abu Hanifah yang berjudul al-Fiqh al-Akbar. Dengan kitab syarah ini kita bisa melihat Salafi Wahabi yang mencoba untuk merubah atau memelintir isi kitab al-Fiqh al-Akbar karya Al-Imam Abu Hanifah. Sebagaimana kitab-kitab Fiqh juga melalui proses verifikasi dari Ashah dan Ashab nya, sehingga lahirlah sebuah Madzhab Fiqh yang mu’tamad (paten), demikian dalam madzhab Aqidah, melalui proses yang panjang, sehingga Madzhab fiqh Hanafiah dan madzhab Aqidahnya, tersebar dan membentang dari Eropa timur, Turki, Asia Tengah, Asia selatan Hindustan hingga ke Burma Rohingya, 46 persen dari populasi 1,7 milyar manusia, berpegang pada mazhab Fiqh dan Aqidah ini, demikian Aqidah Asya’irah juga membentang dari ujung Afrika Utara, di mulai negeri Maroko hingga ke Merauke Indonesia, Inilah Suwadzul ‘Adzhom sesungguhnya Waallahu’Alam (Bersambung). Sofyan Tsauri

Read More »